Aktivitas yang super padat dapat membuat kita lelah, lelah fisik, mental hingga batin. Kondisi ini yang mengharuskan kita untuk healing sejenak dari rutinitas harian yang begitu sibuk. Melepaskan sejenak diri dari hiruk pikuk kehidupan yang super padat serta menemukan kembali jati diri kita sambil berwisata. Banyak cara yang dapat dilakukan untuk healing, salah satunya adalah Sound Healing.
Beberapa tahun terakhir Sound Healing sedang mulai ramai diperbincangkan. Tidak bisa dipungkiri pasca pandemi Covid-19 banyak turis-turis dewasa maupun remaja rentan yang terkena kesehatan mental. Lahirnya Sound Healing dapat menjadi solusi untuk turis-turis lokal dan mancanegara menemukan kembali ketenangan jiwa sambil berwisata di Indonesia.
Musik atau gelombang suara dapat digunakan sebagai media untuk menjaga kesehatan mental. Mendengarkan musik atau gelombang suara tertentu dapat merangsang otak untuk menghasilkan hormon positif.
Oleh karena itu Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif atau Kemenparekraf semakin giat untuk mempromosikan pariwisata berbasis kesehatan atau wellness tourism. Ada banyak kegiatan yang dapat dipilih sesuai preferensi wisatawan, mulai dari yoga, spa, terapi, meditasi, dan lain sebagainya.
Sektor pariwisata dan ekonomi kreatif erat kaitannya dengan isu kesehatan mental, dimana semenjak pandemi Covid-19, wisata kebugaran atau wellness tourism banyak digemari oleh wisatawan generasi Z yang sangat memperhatikan isu tersebut.
Wisatawan juga dapat menikmati alternatif wisata baru wellness tourism, yakni Sound Healing. Sound Healing merupakan salah satu program unggulan dari Kemenparekraf agar menjadi alternatif wisata untuk para wisatawan yang ingin merasakan sensasi berlibur serta dapat menenangkan jiwa.
Sound Healing atau terapi musik sendiri bertujuan untuk membantu menenangkan pikiran, sehingga dapat membantu pasien yang sedang mengalami gangguan kecemasan atau depresi. Terapi ini biasanya menggunakan alat-alat musik tradisional seperti gamelan, suling, dan lainnya. Namun juga bisa menggunakan musik instrumental.
Pada 2023, Kemenparekraf menetapkan kategori daya tarik ‘Mental, Healing & Spirituality’ untuk wisata kebugaran, yang menawarkan pengalaman kesehatan mental, penyembuhan non-medis, serta kegiatan spiritual dan mindfulness.
Dalam hal ini Kemenparekraf menggandeng Kementerian Kesehatan (Kemenkes) sebagai regulator dari kesehatan jiwa yang sangat mendukung topik ini sebagai tindakan promotif dan preventif. Dan sangat tepat karena Indonesia menjadi tujuan destinasi wellness tourism untuk memperkaya Psycho theraphy yang sudah dilakukan di Indonesia.
Kekayaan budaya kita cukup banyak yang perlu kita gali dan tentunya kita akan memperkenalkan secara luas kepada negara-negara lain untuk tujuan yang sama dengan Sound Healing. Seperti gamelan, angklung, dan lainnya di setiap daerahnya.
Indonesia memiliki banyak sekali alat musik tradisional yang dapat dijadikan media untuk meditasi dan seiring berkembangnya desa wisata saat ini yang tergabung dalam Jadesta (Jaringan Desa Wisata) di seluruh Indonesia dan diharapkan dapat diisi dengan program Sound Healing sebagai alternatif wisata yang ada di destinasi.
Desa wisata sebagai salah satu destinasi wisata kebugaran (wellness tourism) dapat diisi dengan program Sound Healing sebagai daya tarik wisata minat khusus untuk mendatangkan wisatawan lokal dan mancanegara. Sound Healing yang sudah berjalan yakni pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) kesehatan di Sanur, Bali.
Kedepannya Sound Healing ini dapat dijadikan alternatif wisata di setiap daerahnya agar dapat menjadi alternatif lain untuk wisatawan ketika sedang datang dan berkunjung ke destinasi wisata yang ada di Indonesia.
@Ragam Jatim