Ragamjatim.com - Kota Kediri terletak di Provinsi Jawa Timur. Kota Kediri berjarak sekitar 130 km dari Surabaya, ibu kota Provinsi Jawa Timur.
Kota Kediri adalah kota terbesar nomor ketiga di Jawa Timur. Menurut data BPS, jumlah penduduk Kota Kediri pada Sensus Penduduk 2020 adalah 286.796 jiwa. Seluruh wilayah Kota Kediri dikelilingi kabupaten di Kediri. Karena, seluruh wilayah berbatasan dengan kabupaten di Kediri.
Luas wilayah Kota Kediri adalah 63,404 km2. Secara administratif, Kota Kediri terbagi menjadi tiga kecamatan, yaitu Kecamatan Mojoroto, Kecamatan Kota, dan Kecamatan Pesantren. Sejarah Kota Kediri Artefak arkeologi yang ditemukan pada 2007 menunjukkan bahwa daerah sekitar Kediri menjadi lokasi Kerajaan Kediri.
Sepeninggalan Raja Airlangga, wilayah Medang dibagi menjadi dua, yaitu Penjalu di barat dan Jenggala di timur. Daha menjadi pusat pemerintahan Kerajaan Panjalu dan Kahuripan menjadi pusat pemerintahan Kerajaan Jenggala. Oleh penulis-penulis periode belakangan, Penjalu juga disebut sebagai Kerajaan Kadiri/Kediri. Semenjak Kerajaan Tumapel (Singasari) menguat, ibu kota Daha diserang, lalu kota ini menjadi kedudukan raja vazal (seorang yang berhubungan dengan monarki yang berkuasa). Situasi ini berlanjut hingga Majapahit. Demak, dan Mataram.
Kediri jatuh ke tangan VOC sebagai konsekuensi Geger Pecinan. Jawa Timur pada saat itu dikuasai Cakraningrat IV, Adipati Madura yang memihak pada VOC. Ia ingin Madura bebas dari Kasunanan Surakarta.
Sebagai bayaran, Kediri menjadi bagian yang dikuasai VOC. Kekuasan Belanda atas Kediri terus berlangsung sampai Perang Kemerdekaan Indonesia. Perkembangan Kota Kediri menjadi swapraja dimulai ketika diresmikan Gemeente (kotamadya) Kediri pada tanggal 1 April 1906 berdasarkan Staasblad (Lembaran Negara) No 148 tertanggal 1 Maret 1906. Gemeente ini menjadi tempat kedudukan Residen Kediri dengan sifat pemerintahan otonom terbatas dan mempunyai Gemeente Raad (Dewan Kota/DPRD) sebanyak 13 orang.
Sejak lama, Kota Kediri identik dengan tahu takwa, sehingga dikenal dengan sebutan Kota tahu. Tahu takwa Kediri terkenal dengan cita rasa khasnya, tahu memiliki tekstur padat dan kenyal.
Berdasarkan penelusuran sejarah, awal pada 1900 terjadi migrasi besarbesaran warga Tionghoa dari daratan Tiongkok masuk ke Indonesia, termasuk wilayah Kediri.
Salah seorang imigran yang bernama Lauw Soen Hok (dikenal dengan Bahkacung) mulai merintis usaha pembuatan tahu pada 1912. Pembuatan tahu dilakukan setelah ia mendapatkan kesamaan karakteristik air di Kediri dengan tanah asalnya.
Seiring berjalannya waktu, jumlah industri pembuatan tahu di Kediri berkembang semakin banyak dan terkonsentrasi di Kelurahan Jagalan, Pocanan, Pakelan, Tinalan, dan Bawang.