Update

Kolaborasi Pentahelix Perkuat Indonesia Sebagai Modest Fashion Dunia

Ragamjatim.com -  Jakarta, 28 Agustus 2024 - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf/Kabaparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno menyebutkan salah sa…
Kolaborasi Pentahelix Perkuat Indonesia Sebagai Modest Fashion Dunia

Latar Seni Winarto Ekram Ngopet, Pendem, Junrejo, Kota Batu, Jawa Timur

Penari Topeng

MALANG - Pagelaran seni Obah Nggedrug Bumi 5 di Latar Seni Winarto Ekram Ngopet, Pendem, Junrejo, Kota Batu, Jawa Timur, kembali dihelat, Senin (1/7). Para pelaku seni berbagai daerah hadir untuk mengikuti pagelaran yang menghadirkan multikultural tersebut.

“Kami bangga dengan Pak Winarto ASN Kota Batu sebagai penggagas mampu mengumpulkan sekian ribu pelaku seni budaya se Nusantara dari Aceh hingga NTT di sini. Beliau sebagai tokoh pemersatu multikulturalisme di bidang budaya,” tegas Kepala Dinas Pariwisata Kota Batu Drs. Arief As Siddiq, M.H.

Arief mengapresiasi pelaku seni dan budaya sekaligus para penonton yang menjadi bagian penting dari kemajuan pariwisata di Kota Batu.

Obah Nggedrug Bumi #5 ini dihadiri 33 pelaku seni dari berbagai daerah. Mereka akan tampil dalam pagelaran seni selama 10 hari berturut-turut pada 1-10 Juli 2024 mulai Pukul 15.00-23.00 WIB.

Peserta dari Aceh, Pakanbaru, Riau, Jakarta, Tangerang, Bandung, Cirebon, Indramayu, Subang, Majalengka, Temanggung, Magelang, Jogjakarta, Surakarta, Nganjuk, Sidoarjo, Lumajang, Surabaya, Tuban, Bojonegoro, Pasuruan, Probolinggo, Situbondo, Jembar, Banyuwangi, Badung, Bali, Blitar, Bangkalan.

Tak ketinggalan dari Malang Raya meliputi Kota Batu, Kota Malang dan Kabupaten Malang. Mereka bakal menampilkan sendratari, teater, puisi, musik dan kesenian lainnya.

Acara juga dilengkapi dengan pameran seni, kirab dan buraan tumpeng dan parade sanggar tari. Termasuk parade seni sekolah, gebyak seni kerakyatan, bazar rakyat, workshop seni dan sarasehan.

Perhelatan Obah Nggedrug Bumi 5 yang digagas Pimpinan Malang Dance Winarto berlangsung selama 10 hari secara beruntun ini tergolong spektakuler dari sebelumnya hanya 1-3 hari. Hal itu jarang terjadi dalam pagelaran seni serupa yang pernah ada.

“Tujuan dari Obah Nggedrug Bumi 5 selain memfasilitasi para pelaku seni budaya, ini bisa menjadi ajang temu karya seni. Sekaligus menjadi tempat untuk menggerakkan UMKM dan pemberdayaan masyarakat sekitarnya,” ujar Winarto.

Pada kesempatan itu, Winarto bersama Ishanta Rahmawati dan Fima Wijaya sebagai tokoh utama menampilkan Rahwana Mencari Cinta melengkapi pentas yang ke-45. Pementasan itu adaptasi kumpulan puisi Kemelut Cinta Rahwana Karya Dosen Sastra Universitas Negeri Malang Prof. Djoko Saryono

Semula Obah Nggedrug Bumi pertama hingga keempat selalu di gelar saat musim liburan sekolah pada Januari. Kali ini Obah Nggedrug Bumi 5 di gelar bertepatan dengan liburan sekolah atau pergantian tahun ajaran baru sehingga waktunya lebih lama. Itu sebabnya peserta berdatangan dari berbagai daerah. Siswa pun bisa mempersiapkan diri lebih matang sekaligus sekalian liburan di Kota Batu, Malang dan sekitarnya.

Hari pertama pagelaran diisi kegiatan ritual doa dipimpin oleh Ki Soleh Adi Pramono, adapun Dalang Wayang Topeng Winarto Ekram dan Tri Broto Wibisono sebagai pengiring doa dan mantra. Selanjutnya acara dimeriahkan oleh kelompok sanduk dari 3 kecamatan di Kota Batu, yakni Junrejo, Batu dan Bumiaji.

Pelaku seni yang masing masing kelompok sekitar 50 orang menggoyang latar seni Winarto Ekram. Bahkan penampilan dari Sanggar Pelangi Jingga Kota Batu menarikan Jaran Monel karya Winarto.

Selain itu, Tari Topeng Grebeg Sabrang dari Padepokan Seni Mangun Dharma juga ambil bagian. Padepokan itu tempat sanggar pertama Winarto belajar menari pada Ki Soleh Adi Pramono sekaligus sebagai bapak dan guru pertama bagi Winarto.

Selanjutnya seniman tari senior dari Surabaya Tri Brotyo Wibisono dan Dosen Seni Tari UM Dr Tri Wahyuningtyas. Keduanya juga memperagakan tari happening art yang menyuguhkan gerak tari jiwa yang menyentuh sukma. Sebuah gerak tari yang sarat dengan makna, mengekspresikan kehidupan dan manusia agar mampu menyatu dengan alam dan sekitarnya.

Winarto berharap dan berpesan bahwa ajang seperti ini dapat dilakukan siapa saja tanpa pandang bulu mulai anak-anak, orang dewasa dan orang tua bisa “ngedrug bumi” atau menginjakkan kaki di tanah. Lalu, obah atau bergerak untuk menari, joget bersama atau memainkan apa saja yang penting bisa mengekspresikan dirinya sebagai manusia dan bumi sebagai pijakannya.

Pada pemampilah hari kedua menampilkan SDN Punten 01 Kota Batu, SMAN 2 Kota Batu, Sanggar Prameswari Kota Batu dan Malang Dance. Adapun penampilan selanjutnya dari Kelompok Mlebu Metu Kota Malang, Teater Turah Hananto Solo, Sekolah Teater Indramayu, Komunitas Sastra Satu Ruang Kota Batu dan Teater Asa Jakarta.



Posting Komentar